Wednesday, November 11, 2009

Surat Untuk Ayahku

Hai ayah. Apa kabarmu?
Bagaimana hari harimu? Baik baik saja kah?

Aku menulis kan surat ini, hanya untuk memberitahukan bagaimana perasaanku selama ini saat seatap rumah denganmu, ayah. Tau kah bagaimana perasaanku?
Aku sudah hidup denganmu selama 17 tahun. Memakai nama belakangmu di namaku selama 17 tahun. Dan aku pula mencintaimu selama 17 tahun lamanya.
Namun, dari perasaan cintaku padamu tak ada hasilnya. Yang ada hanyalah sakit.
Kebahagiaan yang kudapat dari mu hanyalah cerita cerita hampa masa kecilku yang selalu berulang kali almarhum ibu ceritakan padaku ditengah sedang menangisi dirimu. Itu lah kebahagiaan yang ku dapat.
Mendengar cerita ibu yang selalu mengatakan bahwa dulu kau sangat menyayangi diriku, melindungiku bak telur yang diujung tanduk, kau tidak pernah membiarkan diriku dilukai bahkan disentuh orang lain sedikit pun.

Entah aku harus benar benar mempercayainya atau tidak.
Dari apa yang kudapatkan saat sekarang dan dulu, terlihat jauh berbeda. Jika benar memang kau mencintaiku setulus hatimu, kenapa sekarang malah kau lukai aku?
Aku lah keturunan adam mu. Aku lah lelaki mu. Aku lah satu satunya prajuritmu.
Aku hanya bisa menangis. Saat kau meneriakki aku dengan suara lantangmu, hanya tangis yang bisa ku keluarkan. Aku terlalu takur untuk mengeluarkan sepatah kata pun untuk menentangmu, karena kau adalah ayahku.
Saat orang lain akan mengatakan bahwa aku adalah pecundang, bukan lelaki sejati karena hanya tangis yang bisa ku keluarkan, aku tidak akan benar benar peduli.
Mereka tidak merasakan! Untuk apa mereka peduli!

Ayah, aku tidak pernah marah padamu. Aku tidak pernah sekali pun ada niat untuk membencimu.
Tidak pernah!
Namun, tangis ini sudah terlanjur terbuang banyak. Sudah terlanjur tertumpah semua. Sudah habis air mata ini untukmu. Dan aku bersumpah atas nama Tuhan ...

SAAT AJALMU TIBA, SAAT AKU BERDIRI DIDEPAN PEMAKAMANMU NANTI, TIDAK AKAN ADA SATU TETES AIR MATAKU YANG AKAN JATUH UNTUKMU. TIDAK AKAN ADA. AIR MATAKU SUDAH KERING UNTUKMU. SEMUA SUDAH HABIS SEBELUM WAKTUNYA. DAN AKU BERSUMPAH, TIDAK AKAN MENANGIS SAAT DIDEPAN PEMAKAMANMU NANTI, AYAH! AKU BERSUMPAH!

0 bla bla bla:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.